Ibuku Kartiniku
IBUKU KARTINIKU
Kami lahir di zaman yang berbeda.
Tingkat pendidikan kami jauh berbeda.
Cara pandang kami sering berbeda.
Namun .....
Tak pernah sedikut pun aku merasa jauh darinya.
Tak pernah sedikit pun aku malu padanya.
Tak pernah sedikit pun aku membantah pendapatnya.
Aku sadar aku tak kan dapat membalas semua budinya.
Yang bisa kulakukan hanyalah memahaminya seperti dia selalu memahamiku.
Seperti hari ini .....
Kami mengunjungi taman kota tak jauh dari rumah.
Bergurau dengannya sambil berbagi sosis bakar.
Aku lihat kakinya mulai bengkak, karena berjalan tadi.
Seperti biasa dia tak mengeluh.
Mungkin dia tak ingin merusak kebahagiaanku pagi ini.
Ibu .....
Terima kasih sudah mengajariku tentang
kelembutan
kesabaran
ketabahan
ketulusan
keikhlasan
kesederhanaan
dan masih banyak lagi yang selalu kau contohkan bukan kau katakan
dan masih banyak lagi yang kau ajarkan yang tak kudapatkan di sekolah serta di buku manapun.
Terimahsih sudah berjuang seorang diri untukku dan kakak-kakakku dari kecil
Ayah pasti bahagia melihatmu dari sana
Karena itu .....
bagiku ibu adalah Kartiniku yang pertama dan utama untuk selamamnya.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan komentar, Friend !