6 Penyebab Melonjaknya Biaya Tagihan Listrik Saat Ramadan Dalam Masa Pandemi COVID-19


6 Penyebab Melonjaknya Biaya Tagihan Listrik
Saat Ramadan Dalam Masa Pandemi COVID-19

Sejak 15 Maret 2020 Presiden Joko Widodo menghimbau masyarakat agar bekerja diri rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah. Himbauan ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona covid-19. Sejak itu pula banyak tempat ibadah, sekolah, perkantoran, perusahaan, toko, dan berbagai tempat usaha mulai menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah itu.

Penyesuaian itu berdampak luar biasa bagi masyarakat. Salah satu dampaknya adalah melonjaknya rekening listrik. Bagaimana bisa hal itu terjadi? Mari kita telusuri beberapa penyebabnya.

1. Bekerja dari rumah
Bekerja dari rumah butuh beberapa persiapan peralatan, salah satumya adalah gawai. Gawai seperti laptop dan handphon adalah piranti penting saat bekerja dari rumah. Jika sehari-hari biasanya menggunakan laptop dan handphon hanya saat tertentu saja, maka kali ini mau tak mau harus menggunakannya setiap hari bahkan dalam jangka waktu yang lama. Contohnya, menyelesaikan tugas kantor atau berjualan online harus dilakukan dari rumah. Karena itulah, maka pemakaian listrik meningkat dan berimbas pada melonjaknya biaya tagihannya.

2. Belajar dari rumah
Belajar dari rumah terpaksa harus dilakukan oleh para siswa dengan ditutupnya Proses Belajar dan Mengajar (PBM) di sekolah. Para murid diperkenalkan dengan cara belajar via daring. Metode tatap muka lewat online class atau mengumpulkan tugas harian dituntut menggunakan gawai. Penggunaan gawai seperti televisi, laptop dan handphon sangat dibutuhkan untuk kelancaran PBM. Penggunaan alat elektronik ini setiap hari di rumah akan memicu meningkatnya biaya tagihan listrik.  

3. Ibadah di rumah
Jika diamati umat Islam di bulan Ramadan menggunakan listrik lebih sering dari pada bulan yang lain. Mengapa begitu? Ya, saat makan sahur setiap malam memerlukan listrik untuk penerangan, sedangkan di bulan yang lain itu jarang terjadi. Demikian juga untuk ibadah yang lain seperti shalat dan tadarus di malam hari hingga waktu subuh, itu akan menambah penggunaan listrik walau hanya untuk penerangan.

4. Makan Sahur
Makan sahur umum dilakukan saat malam hari hingga azan Subuh berkumandang. Umat Islam yang biasanya tidak banyak menggunakan listrik di malam hari hingga subuh, kini membutuhkannya untuk penerangan. Pamakaian listrik setiap malam selama bulan Ramadan akan menambah jumlah biaya tagihan listrik bulanan.

5. Membuat kue lebaran
Membuat kue lebaran sendiri adalah salah satu kegembiraan di bulan Ramadan. Apalagi di saat banyak orang kehilangkan pekerjaan, membuat kue lebaran menjadi peluang mengais rezeki tersendiri. Tapi tentu saja ada konsekuensi yang harus dibayar, yakni biaya tagihan listrik akan naik. Ini disebabkan pengunaan alat memasak seperti mixer, blender, oven, dan lainnya yang sangat dibutuhkan pada saat memasak.

6. Menghibur diri
Menghibur diri sangat diperlukan di saat harus di rumah saja karena pandemi ini. Menghibur diri sendiri agar tetap bahagia patut dilakukan untuk menjaga sistem imunitas kita tetap tinggi. Hal yang sering dilakukan orang saat menghibur diri di rumah biasanya dengan menonton televisi, memutar video, karaoke bersama keluarga, atau sekadar bermain games. Tak ayal, maka penggunaan barang elektronik itu akan membuat seringnya penggunaan listrik yang memicu melonjaknya biaya tagihan listrik.

Itulah 6 penyebab melonjaknya biaya tagihan listrik saat bulan Ramadan dalam masa pandemi ini. Pada masa PSBB ini, ketika kesuitan ekonomi menimpa banyak orang, hendaknya kita lebih bijak dengan penggunaan listrik sehemat mungkin. Nah, tentang langkah yang jitu penghematan listrik akan aku tulis pada kesempatan lain. Sampai ketemu dilain waktu. Silakan tulis kritik dan tanggapan kalian di kolom komentar, ya.  


#bersemadi_harike13
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

949 Taman Hijaukan Surabaya

RASA MERDEKA

Berkebun Sawi Saat Pandemi