Aktif Membaca Saat di Rumah Saja



Aktif Membaca Saat di Rumah Saja


“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan” (QS. Al Alaq : 1). Sebuah ayat yang sangat familiar di kalangan kaum muslimin. Sebuah perintah Allah pada seluruh umat manusia untuk membaca. Membaca di sini dapat bermakna konotatif maupun denotatif. Jika membaca dimaknai secara denotatif, maka perintah membaca bagi umat manusia sudah dimulai dari usia dini hingga lanjut.


Kegiatan membaca adalah salah satu alternatif positif yang bisa dilakukan sebagai pengisi waktu. Kita dapat memilih jenis bacaan sesuai kegemaran masing-masing. Jika kita tidak punya buku baru untuk dibaca, bisa juga membaca ulang buku yang telah lama tidak baca lagi. Selain itu, dengan kecanggihan teknologi kita juga dapat memafaatkan bahan bacaan via daring dengan mengunduh buku yang kita sukai untuk dibaca. Kegiatan membaca di rumah juga sangat mengasyikkan, karena kita dapat memilih tempat membaca di mana saja. Bisa membaca di ruang tamu, ruang keluarga, ruang kerja, teras, halaman, ruang makan, bahkan kamar tidur.  

Benar sekali, inilah yang terjadi padaku di saat Ramadan harus di rumah saja karena adanya pandemi COVID-19. Setiap hari kuluangkan waktu untuk membaca beberapa halaman. Beruntunglah aku lahir dan besar di lingkungan yang suka pada buku. Dari mulai bangun pagi hingga tidur malam selalu ada anggota keluargaku yang terlihat membaca buku. Mungkin lantaran itulah aku sudah dapat membaca di usia dini. Buku seakan mempunyai magnet tersendiri buatku. Bagiku keasyikan membaca melebihi keasyikan kids jaman now dengan games di gawainya.

Kebiasaan membacaku makin bertambah saat masuk bangku sekolah. Apalagi jika nilaiku bagus di sekolah, maka Papi selalu mengajakku pergi ke toko buku dan membebaskanku memilih buku yang kusukai. Keranjingan membaca makin menjadi saat sudah bekerja. Setiap gajian selalu belanja buku terlebih dahulu sebelum belanja keperluan yang lain. Bahkan sering kalap belanja buku jika melihat buku baru. One day one book pernah menjadi motto hidupku.


Namun, kebiasaan membacaku tidaklah selalu mulus. Bertambah banyaknya beban pekerjaan membuat waktu membacaku berkurang, hingga merosot menjadi satu buku dalam satu bulan. Keadaan makin parah hingga timbul perasaan sayang membelanjakan uang untuk sekadar membeli buku setebal 50 halaman saja. Beruntung tiga tahun yang lalu aku masuk sebuah komunitas literasi yang ternama yakni Forum Lingkar Pena. Komunitas inilah yang menjadi pemantikku untuk mulai semangat membaca lagi.


Di Forum Lingkar Pena Wilayah Jawa Timur ada program Reading Challenge via grup WhatsApp. Program Reading Challenge ini dibagi dalam 4 kelas, yakni kelas Reader (R), Midle Reader (MR), High Reader (HR), dan Super Reader (SR). Pada kelas R, peserta diwajibkan membaca minimal 5 halaman per hari selama 30 hari dengan batas update setiap pukul 6.00. Lewat dari waktu yang ditentukan jika peserta terlambat atau tidak update maka mendapat tanda (x). Jika sudah 7 kali mendapat tanda (x), maka peserta dinyatakan tidak naik kelas. Enaknya di kelas ini, peserta bebas membaca buku cetak, e-book, komik, dan lain-lain. Aku sendiri lolos kelas R dengan membaca 11 buku dengan total 3.129 halaman dan menempati peringkat 1 serta berhak naik ke kelas MR. Berarti rata-rata per hari, aku telah membaca 104 halaman.


Pada kelas MR, peserta diwajibkan membaca 15 halaman per hari selama 40 hari dengan batas update setiap pukul 6.00. Lewat dari waktu yang ditentukan jika peserta terlambat atau tidak update maka mendapat tanda (x). Jika sudah 7 kali mendapat tanda (x), maka peserta dinyatakan tidak naik kelas. Di kelas ini peserta harus membaca buku sesuai tema yang ditentukan. Buku boleh berupa buku cetak atau e-book. Jika sebelum 7 hari buku sesuai tema telah selesai dibaca, maka peserta bebas membaca buku apa saja. Saat kelas MR yang lalu, aku mampu  membaca 25 buku dengan total 7.632 halaman dan menempati peringkat 1 serta berhak melanjutkan ke kelas HR. Berarti rata-rata membacaku per hari naik menjadi 190 halaman.


Pada kelas HR, peserta diwajibkan membaca 30 halaman per hari selama 60 hari dengan batas update setiap pukul 6.00. Lewat dari waktu yang ditentukan jika peserta terlambat atau tidak update maka mendapat tanda (x). Jika sudah 7 kali mendapat tanda (x), maka peserta dinyatakan tidak naik kelas. Di kelas ini peserta harus membaca buku sesuai tema yang ditentukan. Buku boleh berupa buku cetak atau e-book. Jika sebelum 7 hari buku sesuai tema telah selesai dibaca, maka peserta bebas membaca buku apa saja. Peserta juga harus menulis resensi satu buku yang dibacanya pada setiap akhir minggu. Saat kelas HR yang lalu, aku mampu  membaca 111 buku dengan total 33.577 halaman dan menempati peringkat 1 serta berhak melanjutkan ke kelas SR. Berarti rata-rata membacaku per hari naik menjadi 559 halaman.

Sedangkan pada kelas SR yang merupakan kelas terakhir pada program Reading Challenge ini, peserta diwajibkan membaca 55 halaman per hari selama 60 hari dengan batas update setiap pukul 6.00. Lewat dari waktu yang ditentukan jika peserta terlambat atau tidak update maka mendapat tanda (x). Jika sudah 9 kali mendapat tanda (x), maka peserta dinyatakan tidak lulus. Di kelas ini peserta harus membaca buku sesuai tema yang ditentukan. Peserta dengan total halaman terbanyak berhak menentukan buku tema (kategori) selanjutnya. Pada Kelas SR ini, buku yang dibaca antar peserta tidak boleh sama. Buku boleh berupa buku cetak atau e-book. Jika sebelum 7 hari buku sesuai tema telah selesai dibaca, maka peserta bebas membaca buku apa saja. Peserta juga harus menulis resensi satu buku yang dibacanya pada setiap akhir minggu. Selain itu, setiap 15 hari diharuskan barter buku dengan peserta lain. Saat kelas HR yang lalu, aku mampu  membaca 360 buku dengan total 123.579 halaman dan menempati peringkat 1 serta dinyatakan lulus program Reading Challenge FLP Jawa Timur. Berarti rata-rata membacaku per hari naik menjadi 2.246 halaman.


Kini aku baru 5 bulan membantu Devisi Karya di FLP Wilayah Jawa Timur setelah 3 tahun membantu Devisi Kaderisasi di FLP Cabang Surabaya. Walau kemampuan membacaku per hari semakin meningkat, tetapi aku terus menantang diriku untuk mencoba hal baru. Kebetulan 15 Maret 2020 ada Program KABURU (Kawah Buku Seru) yang merupakan wadah penulis untuk menulis buku solo. Yang berbeda dari KABURU ini dengan yang lalu adalah ada penggabungan program Reading Challenge (Richa) dan Writing Challenge (Wicha). Jadi dalam KABURU 2020 ini, peserta harus mengikuti tantangan membaca selama 28 hari dan menulis selama 3 bulan.


Tantangan membaca selama 28 hari telah kulalui. Aku menempati peringkat 1 serta dinyatakan lolos program membaca 28 buku dengan total 12.320 halaman. Kini aku sedang berjuang di program menulis selama 3 bulan. Semoga perjalanku selanjutnya berhasil. Mengikuti program KABURU buatku bukan sekadar ingin menulis buku solo. Ini kulakukan agar aku tetap menjaga semangatku membaca. Kalaupun akhirnya akan menghasilkan buku solo, itu kuanggap anugrah dari Allah. Karena sejatinya Allah adalah satu-satunya pemilik segala ide dan kekuatan manusia. Sedangkan membaca kuanggap sebagai upayaku untuk menemukan ide yang telah disiapkan oleh Allah.

Aku sendiri telah merasakan manfaat membaca. Manfaat membaca itu telah kutulis pada coretanku di bog ini sebelumnya (silakan dibaca, ya!). Mamaksimalkan waktu luang sekecil apapun untuk membaca amatlah penting, Tentu niat ini bukan untuk memenangkan sebuah kompetisi membaca. Justru yang terpenting adalah mengamalkan perintah Allah yang terdapat dalam QS. Al Alaq : 1.


Reading Challenge dan KABURU hanyalah sebuah pemantik. Selebihnya adalah tekat kuat dan pembiasaan setiap hari. Niat yang kuat untuk mengalahkan kemalasan dan rebahan selama PSBB ini harus didorong. Dengan mengajak anggota keluarga untuk membaca dan saling menceritakan isi buku yang telah dibaca adalah membuat kegiatan membaca jadi lebih menarik. Ramadan di saat pandemi covid-19 ini tidak boleh membuat kita patah semangat. Ramadan tahun ini hendaklah diisi dengan kegiatan yang produktif dan bermanfaat.


 #bersemadi_harike6
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

949 Taman Hijaukan Surabaya

RASA MERDEKA

Berkebun Sawi Saat Pandemi