Berkebun Sawi Saat Pandemi
Berkebun Sawi Saat Pandemi
Sudah lama ingin mencoba menanam
sawi. Sudah dapat ilmu cara menanamnya. Sudah punya bahan dan peralatan yang
dibutuhkan. Tapi lagi-lagi karena alasan kesibukan, rencana tinggallah rencana.
Sampai terjadi masa pandemi COVID-19 yang mengharuskan aku dan keluarga tinggal
di rumah saja. Akhirnya, awal maret lalu kami eksekusi rencana menanam sawi. Berikut
ini aku tulis secara singkat tahapan yang kami lakukan ketika menanam sawi.
Persemaian
- Siapkan tray semai. Ukuran dan bayaknya lubang tray sesuai selera. Kebetulan kami menggunakan tray ukuran kecil yang terdiri dari 105 lubang.
- Isi tray semai dengan media tanam cocopeat. Ada 2 macam cocopeat. Bersetat halus dan kasar. Kami pilih yang kasar, karena selain harganya lebih murah juga dapat mengikat akar lebih kuat dan media tanam lehih banyak mengandung oksigen yang diperlukan oleh akar saat berkembang.
- Pilih biji sawi yang terbaik, agar dapat tumbuh sehat dan cepat. Biji sawi yang sehat, bentuknya bulat seragam dan berwarna cokelat kehitaman dengan permukaan mengkilat.
- Semai biji sawi di dalam tray semai. Isi lubang tray semai antara 3 – 5 biji sawi.
- Berikan penyiraman setiap hari pagi dan sore dengan menggunakan spray dengan merata di atas permukaan cocopeat.
- Setelah persemaian biji sawi usia 2 – 3 minggu dan telah memiliki 3 – 5 helai daun lengkap, maka siap ditanam.
Penanaman
- Siapkan tempat tanam sawi. Tempat tanam dapat menggunakan pot, polybag, atau wadah yang tidak terpakai dengan ukuran diameter 15 cm atau lebih. Kami memilih pot sebagai tempat tanam, karena memanfaatkan banyak pot yang terbengkalai tak terpakai.
- Isilah tempat tanam dengan tanah humus dan pupuk kompos (organik) dengan perbandingan 1 : 1. Kali ini kami gunakan pupuk kompos buatan sendiri, untuk memanfaatkan limbah organik yang ada di rumah dan sekaligus menghemat pengeluaran.
- Pindahkan bibit sawi dari persemaian ke tempat tanam. Lakukan dengan hati-hati, agat akar tidak putus. Hati-hati juga dengan batang sawi saat pemindahan, karena karena masih rapuh dan rawan patah.
- Buatlah lobang dan tanam bibit sawi di tempat tanam. Dalam satu tempat tanam dapat ditanam 3 – 5 bibit sawi.
- Berikan penyiraman setiap hari pagi dan sore.
- Tiap minggu berikan kompos sebagai pupuk organik.
- Ketika menyiram, amati kesehatan sawi. Jika menemukan telur ulat mulai menempel di daunnya, segera kendalikan dengan memberikan treatment agar sehat kembali. Pengendalian hama sawi dapat menggunakan abat khusus hama sayuran atau membuat sendiri cairan hama dari bahan organik. Kami memilih mengandalikan hama sawi dengan membuat cairan bahan organik yang diseprotkan 2 kali seminggu. Pemilihan treatment ini, agar sawi yang akan kami hasilkan lebih sehat ketika dikonsumsi.
Pamanenan
- Sawi dapat dipanen setelah berumur 3 – 4 minggu dari saat penyemaian.
- Ada beberapa cara memanen sawi. Pertama, sawi dicabut langsung beserta akarnya, Kedua, sawi dipotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah. Ketiga, sawi dipetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama. Kami lebih suka cara yang ketiga, karena dapat memilih daun mana yang ingin kami konsumsi.
- Agar tetap terjaga ketersediaan, sawi dapat ditanam dengan selang waktu seminggu sekali sebanyak 5 – 10 pot.
Kini sudah dua bulan kami menanam
sawi. Kami sudah memanen sawi kami. Hasil panen kami konsumsi untuk penambahan
nutrisi keluarga saat buka puasa atau makan sahur. Selebihnya kami bagikan pada
tetangga yang membutuhkan. Lumayan kami dapat menghemat pengeluaran sekaligus
dapat berbagi di saat pandemi. Inilah salah satu kegiatan yang aku lakukan bersama
keluarga sejak pandemi ini berlangsung. Ternyata walapun harus di rumah saja
kami tetap bisa bahagia dan produktif.
#bersemadi_harike18
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
Komentar
Posting Komentar
Silahkan komentar, Friend !