Mega
Mega Plaaakkk ..... Suara dari dalam rumah bercat merah, disusul suara tangis keras anak kecil menghentikan langkahku. “Rewel lagi ... rewel lagi ... tiap hari ada saja!” suara perempuan menghardik.“Tak usah kau minta yang macam-macam!” omelannya makin menjadi. Refleks tanganku mengetuk pintu. Duuuhhh ... gawat, nih. Aaahhh ... apa boleh buat sudah kepalang basah. Pintu dibuka dengan kasar. Seorang perempuan muda mengenakan tank top nampak di depanku dengan muka masam. Dia Tante Dessy. Tetangga depan tempat kosku. “Ada apa kau?” tanyanya kasar. “eeh ... eeh ... nggak papa, Tan!” jawabku terbata. “Lah, kalau gitu kenapa kau kemari? Ganggu orang saja!” “Eehh ... itu, Dik Mega kenapa, Tan!” tanyaku dengan tangan yang mulai dingin. Mata Tante Dessy melotot padaku. “Tak usah kau ikut campur urusan orang! Urus sana dirimu sendiri! Macam pengangguran saja kau!” Braaakkk ..... Pintu dibanting dengan keras. Jantungku seakan meloncat keluar. Pintu di depanku telah ...